Jumat, 09 Agustus 2013

manfaat membaca al qur`an

Bandung, UPI
Sabtu, 19 Februari 2011 adalah hari pertama sekaligus diresmikannya bimbingan baca Alquran semester genap 2011 Unit Kegiatan Mahasiswa Belajar Alquran Intensif Universitas Pendidikan Indonesia (UKM BAQI UPI). Kegiatan ini bersifat wajib sebagai tindak lanjut hasil pre tes baca Alquran mahasiswa yang termasuk kategori belum lulus yaitu Tingkat Pra Dasar 1 (TPD1), Tingkat Pra Dasar 2 (TPD2) dan Tingkat Dasar (TD). Sedangkan kategori penilaian dikatakan lulus apabila Tingkat Terampil (TT) dan Tingkat Mahir (TM). Kegiatan bimbingan baca Alquran ini memang rutin dilaksanakan setiap semester dari tahun ke tahun.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa yang belum lulus tersebut dibentuk kelompok bimbingan berdasarkan kategori penilaian yaitu TPD1, TPD2 dan TD. Untuk semester ini yang menjadi peserta adalah mahasiswa UPI dari empat falkultas yaitu FPMIPA, FPOK, FPTK dan FPEB. Dari empat fakultas tersebut terbentuk menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok ikhwan (laki-laki) dan kelompok akhwat (perempuan). Kelompok akhwat terdiri atas TPD1 2 kelompok, TPD2 17 kelompok dan TD 40 kelompok. Sedangkan ikhwan, TPD1 2 kelompok, TPD2 24 kelompok dan TD 45. Setiap kelompok terdiri atas 10 orang mahasiswa (peserta) dengan 1 pengajar. Jadi, total keseluruhan adalah 130 kelompok, mencapai 1.300 peserta.
Ada yang membedakan dalam kegiatan bimbingan Alquran pada semester ini. Utami Indra Putri mahasiswi Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung merupakan tamu UPI yang bermaksud mengadakan penelitian terkait tugas skripsinya. Berawal dari ketertarikannya pada pengaruh latihan pernapasan yoga dan latihan menyanyi terhadap fungsi paru-paru dan tekanan darah. “Pengaruh Tilawah Alquran terhadap Fungsi Paru dan Tekanan Darah pada Peserta Bimbingan Baca Alquran Unit Kegiatan Mahasiswa Belajar Alquran Intensif Universitas Pendidikan Indonesia” adalah judul skripsinya.
“Saya sudah mencari beberapa lembaga Qurani yang ada di Bandung, namun masih belum menemukan yang pas karena terkait jumlah partisipan yang saya butuhkan terbilang banyak. Alhamdulillah melalui situs internet terdapat blog BAQI UPI dan ketika saya mencari informasi lebih lanjut, akhirnya saya putuskan untuk melakukan penelitian di sini,” ujar akhwat kelahiran Riau ini.
Bimbingan Alquran BAQI dengan peserta di atas 1.000 orang merupakan hal yang paling menunjang untuk dilaksanaknnya penelitian tersebut. Kemudian menyesuaikannya dengan kriteria pengelompokan yang didasarkan pada nilai pre test BAQI. Sehingga dalam kegiatannya, ia fokus kepada peserta TD, dengan salah satu pertimbangannya adalah peserta TD (Tingkat Dasar) umumnya sudah bisa membaca Alquran namun masih belum tepat secara kaidah tajwid.
Untuk memperoleh partisipan, baik ikhwan (laki-laki) maupun akhwat (perempuan) langkah awal yang dilakukannya adalah dengan melakukan kuisioner pada peserta kelompok TD. Partisipan ikhwan didapat dari mahasiswa FPTK dan FPEB, sedangkan partisipan akhwat  dari FPMIPA dan FPOK. Setelah diperoleh partisipan yang sesuai kriteri penelitian, akhwat yang kini juga aktif di DKM Fakultas Kedokteran Unpad ini langsung melakukan penelitian ke tahap berikutnya.
Spirometer merupakan alat bantu untuk mengukur fungsi paru, sedangkan untuk mengukur detak jantung digunakan sphygmomanometer dan stetoscop. Dalam penelitiannya, ia memberi perlakuan dengan partisipan yang membaca Alquran dengan partisipan yang membaca koran. Hipoetesis secara umum dalam penelitiannya ini adalah tilawah Alquran dapat meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan tekanan darah.
“Hasilnya di beberapa orang yang saya tes Alhamdulillah ada yang sesuai dengan hipotesis, tapi ada juga yang tidak. Saya belum bisa menyimpulkan hasilnya karena saat ini masih dalam tahap analisis,” begitu ujar akhwat yang kini keluarganya tinggal di Kalimantan. Penelitian tersebut telah berlangsung sekitar satu bulan, dan saat ini ia fokus dalam pembuatan skripsinya dan menjelang ujian sidang bulan Mei.
Akhwat yang akrab dipanggil Utami ini berharap, bagaimanapun, hasilnya dapat memberikan pengetahuan bahwa tilawah Alquran juga bisa bermanfaat untuk kesehatan, baik jasmani dan rohani. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memotivasi siapa pun yang membaca skripsinya untuk terus belajar Alquran dengan benar, memahami dan mengamalkannya. Akan lebih baik lagi jika ada yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mendapatkan hasil yang lebih baik. Ia berpesan kepada BAQI dan UPI, semoga istikamah dalam menjalankan tugasnya, semangat dan kreatif untuk program sekarang dan selanjutnya.
“Dengan begitu, UPI bisa menghasilkan mahasiswa yang tidak hanya cerdas akalnya, tapi juga cerdas ruhiyahnya,” ujar Utami.
Selain itu, ia berharap BAQI juga bisa berdakwah tidak hanya di UPI, tapi juga ke universitas lain yang belum memiliki program seperti ini. BAQI bisa menginspirasi/memotivasi untuk pendirian BAQI di luar UPI (universitas lain), meski tidak harus dengan nama yang sama.
“Saya sebagai mahasiswi Unpad berharap silaturahim ini terus terjaga dan sebagai salah satu bentuk kerja sama antara UPI dan Unpad dalam bidang pendidikan,” katanya.

sumber : http://berita.upi.edu/2011/04/17/sedang-diteliti-membaca-alquran-menyehatkan-paru-paru/

Rabu, 07 Agustus 2013

LAPORAN AWAL PPL


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kegiatan Praktik  Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu ini adalah salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa FKIP UNIB untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan nantinya. Kegiatan PPL ini merupakan perpaduan antara teori-teori dari ilmu Keguruan atau Pendidikan dan praktek mengajar secara langsung agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan keterampilan yang bermanfaat dalam semua segi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang terdapat dilembaga sekolah maupun di luar sekolah, secara terbimbing, terarah dan terpadu dalam memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang guru yang profesionalisme.
Sehubungan dengan hal tersebut, tepat kiranya jika mahasiswa yang menekuni disiplin ilmu keguruan tidak hanya sebatas menerima teori-teori saja, melainkan juga perlu diterapkan di lapangan atau di sekolah. Pada kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini, mahasiswa calon guru tidak hanya dilatih untuk memahami situasi lingkungan dan administrasi sekolah tetapi juga memperoleh pengalaman baru yang tidak diperoleh di bangku kuliah. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui situasi kegiatan belajar mengajar yang sebenarnya dalam profesi yang membekali diri pada calon guru untuk menuju sebagai tenaga pendidik yang berkompetensi dalam melaksanakan tanggung jawab dan demi tercapainya tujuan dari Pendidikan Nasional kita dimasa yang akan datang, sehingga terciptalah dunia  pendidikan yang lebih berkompeten dan mampu bersaing dengan Negara – Negara lain karena pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam tercapainya kemajuan dan pembangunan suatu Bangsa dan Negara.  

B.     Tujuan

1.      Tujuan Umum
Membina mahasiswa sebagai calon guru menguasai kemampuan profesional keguruan yang dapat diterapkan dalam kanca SD yang sebenarnya.
2.      Tujuan Khusus
a.       Agar mahasiswa memiliki pengalaman PPL II di SD, sehingga mereka mampu :
1.      Mengenal latar belakang SD secara akrab
2.      Menguasai keterampilan dasar mengajar
3.      Mengajar minimal 5 mata pelajaran di SD
4.      Memberikan bimbingan belajar kepada murid SD yang memerlukan
5.      Menyelenggarakan kegiatan Ko dan Ekstra kulikuler, dan
6.      Mengerjakan administrasi kelas dan sekolah
b.      Mengaplikasikan perolehan inovasi baru baik kognitif, efektif, maupun psikomotor dari perkuliahan ke dalam kanca SD di Bengkulu..
c.       Mampu menyelesaikan permasalahan pembelajaran, khususnya penyelenggaraan di SD.


C.    Manfaat

Praktik Pengalaman Lapangan II ini memberikan manfaat antara lain :
a.       Memberikan kesempatan kepada mahasiswa S1 PGSD Semester VII untuk melatih dan menerapkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan kampus.
b.      Mengembangkan keprofesionalan sebagai calon guru



BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Kegiatan Akademik
Kegiatan belajar di SD Negeri 7 dilaksanakan setiap hari. Pembelajaran di SD negeri 7 khususnya untuk kelas 1 sampai kelas 2  telah menerapkan pembelajaran tematik. Disini guru mengaitkan mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Kegiatan belajar langsung dibimbing oleh guru kelas. Yang mana pembelajarannya telah menggunakan media sebagai alat bantu belajar ini dinilai untuk mempermudah anak memahami konsep. Sedangkan kelas 3  menerapkan sistem guru kelas kecuali untuk mata pelajaran IPA.
Untuk kelas tinggi kelas 4 dan 5 serta kelas 6 menggunakan guru kelas yang mengajarkan semua mata pelajaran kecuali penjas, agama dan bahasa inggris.
Secara garis besar, guru kelas tidak memiliki masalah. Hal ini dikarenakan para guru telah berpengalaman. Potensi guru cukup baik terlihat dari kekompakan antara satu guru dengan guru lainnya dalam mengelola pembelajaran. Guru-guru rata-rata lulusan D2 dan beberapa lulusan S1. Secara garis besar guru kelas tidak begitu memiliki masalah dan ini dikarenakan media dan buku-buku untuk pembelajaran cukup tersedia karena mendapat bantuan dana BOS  yang berbentuk uang yang dibelikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

B.     Kegiatan Administrasi
Pengelolaan daftar hadir guru/ pegawai di SD Negeri 7  langsung ditangani oleh tata usaha. Sedangkan administrasi kelas seperti daftar hadir siswa, jadwal piket, dan jadwal pelajaran ditangani langsung oleh guru kelas supaya kegiatan belajar-mengajar lebih efektif.
SD N 07 Bajak Kota Bengkulu sudaah melaksanakan visi dan misi dengan baik ini terbukti dari keberhasilan dan kesuksesan guru dalam mengajar. Kegiatan sekolah terkoordinir  dengan baik ini disebabkan oleh adanya karyawan dalam bidang Tata Usaha.
Peran kepala sekolah sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan sekolah. Disini kepala sekolah memiliki 1 wakil kepala sekolah. Wakil kepala sekolah tugasnya apabila kepala sekolah tidak ada maka wakil kepala sekolah mengambil alih untuk mengatasi permasalahan yang ada baik masalah akademik maupun non akademik.

C.     Kegiatan Nonakademik
Selain kegiatan akademik di Sekolah Dasar Negeri 07 juga memiliki kegiatan dalam bidang Non Akademik, kegiatan tersebut seperti ekstrakulikuler yang berupa : Pramuka, Olahraga, Ramedial, Les. Secara singkat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Olahraga, Ramedial, les.
Seluruh kegiatan ini dilakukan pada waktu sore hari ini dilakukan 2x seminggu ini dilakukan untuk membina jasmani dan persiapan siswa agar lebih memahami pelajaran lebih mendalam.
2.      Pramuka
Kegiatan pramuka ini dilaksanakan setiap hari sabtu pada sore hari. Pembina atau pengurus pramuka adalah guru SD N 7 yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah.
            Selain kegiatan ekstrakurikuler, yang dijadikan di SD N 7, kegiatan non akademik yang juga kami observasi dalam beberapa aspek kegiatan :
Tahap Pelaksanaan Lingkungan
a.       Lingkungan Fisik
Bentuk gudung SD Negeri 7 Kota Bengkulu adalah kontruksi bangunan kuat dan cukup terawat dengan maksimal. Sekolah ini berhadapan langsung dengan jalan dan perumahan penduduk. Jumlah ruang belajar sebanyak 12 ruangan, 1 gudang, 1 ruang dewan guru, dan 1 ruangan kepala sekolah. Serta, 1 ruang UKS dan perpustakaan.
b.      Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang ada di SD 7 Kota Bengkulu diantaranya adalah :
1.      Bangku dan Meja
Dalam satu kelas rata-rata jumlah siswa 40 orang. Jadi rata-rata setiap kelas memiliki 40 kursi dan 20 meja.
2.      Rang belajar
Jumlah seluruh ruang belajar yang digunakan untuk belajar sebanyak 12 ruangan.
3.      Almari
Almari ada 12 buah di dalam ruang belajar, 4 buah didalam ruang guru dan 2 buah di ruang kepala sekolah, 1 buah di ruang UKS dan 8 buah di ruang perpustakaan.
4.      Papan tulis
Papan tulis sebanyak 12 buah di dalam ruangan belajar.
5.      Papan absen
Papan absen terdapat disetiap ruang belajar.
6.      Alat olahraga
Alat olah raga dengan rincian 3 buah bola voley, 3 buah bola basket 1 buah net voley dan 3 buah bola kaki serta terdapat 5 buah matras, 1 lapangan voley, 1 pasang gawang futsal, 1 lapangan futsal dan basket, 2 tolak peluru, 2 pumukul kasti, 10 bola kasti, 6 tongkat estafet.
7.      Fasilitas penunjang lainnya
v    Satu buah ruang uks
v    Satu ruang perpustakaan
v    3 buah globe 20 peta serta 20 atlas
v    Satu buah madding
v    1 unit komputer
8.      Sumber pelajaran
v    Kurikulum KTSP dari kelas I-VI
v    Petunjuk pengolahan kelas



D.    Masalah Pembelajaran yang Dihadapi Guru




















Kamis, 18 Juli 2013

lowongan kerja 18-07-2013

Position Officer Development Program (ODP)
Work Location Proses seleksi ODP di JAKARTA
Date Posted Thursday, July 18, 2013


Responsibilities



Requirements
  • Lulusan S1 / S2 dari semua jurusan kecuali Bidang/Dept Ilmu Kesehatan/Keperawatan, Sastra, Seni, Keguruan & Keagamaan
  • IPK
    • Lulusan S1 minimum 3.00
    • Lulusan S2 minimum 3.20
  • Usia maksimum pada saat seleksi awal
    • 26.00 tahun untuk lulusan S1
    • 28.00 tahun untuk lulusan S2
  • Memiliki kemampuan Bahasa Inggris lisan maupun tulisan
  • Mampu mengoperasikan komputer minimal program MS Office
  • Belum menikah dan bersedia untuk tidak menikah selama masa pendidikan
  • Bersedia menjalani ikatan dinas
  • Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia


For registered JobStreet.com users, to apply online or via sms
JSA(spasi)APPLY(spasi)JobCode
Send to 9333


If you are JobStreet Member, "click here to Apply" button below




Refer This Job To Friends

Back to Job Listing



Anak Berkebutuhan Khusus "Tuna Rungu"


LAYANAN BAGI ANAK TUNARUNGU

1.      Jenis Layanan
Ditinjau dari segi jenisnya, layanan pendidikan bagi anak tunarungu meliputi :
a.       Layanan umum.
Layanan umum merupakan layanan pendidikan yang biasa diberikan kepada anak mendengar/ normal, yang meliputi layanan akademik, latihan, dan bimbingan. Layanan akademik bagi anak tuna rungu pada dasarnya sama dengan layanan akademik bagi anak mendengar, yaitu mencakup mata-mata pelajaran yang biasa diberikan di SD biasa, tetapi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan  ciri khas layanan bagi anak tunarungu akan dijelaskan pada uraian selanjutnya. Demikian juga dalam latihan dan bimbingan. Layanan bimbingan terutama diperlukan dalam mengatasi dampak kelainan terhadap aspek psikologisnya, serta pengembangan sosialisasi siswa.
b.      Layanan khusus
1)      Layanan bina bicara, merupakan  upaya untuk meningkatkan kemampuan anak tunarungu dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dalam rangkaian kata-kata, agar dapat dimengerti atau diinterpretasikan oleh orang yang mengajak/ diajak bicara. Latihan bina bicara disebut juga dengan latihan artikulasi.
2)      Layanan bina persepsi bunyi dan irama, merupakan layanan untuk melatih kepekaan terhadap bunyi dan irama melalui sisa-sisa pendengaran atau merasakan vibrasi (getaran bunyi) bagi siswa yang hanya memiliki sedikit sekali sisa pendengaran. Dalam layanan ini, siswa dilatih untuk membedakan antara bunyi yang panjang dan yang pendek, bunyi yang keras dan lembut, kata dengan kalimat, kalimat panjang dan pendek, membedakan bunyi dua macam  alat (alat music, seperti tambur dan gong) serta membedakan bunyi dengan berbagai irama 2/4, 3/4, 4/4.
2.      Tempat/ Sistem Layanan
a.      Tempat khusus/ sistem segregasi
Sistem pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah dari system pendidikan anak normal.
1.      Sekolah khusus
Sekolah khusus bagi anak tunarungu disebut Sekolah Luar Biasa Bagian B ( SLB-B). Adapun  jenjang pendidikannya meliputi TKLB-B dengan lama pendidikan 1-3 tahun, SDLB-B setingkat dengan  SD 6 tahun, SLTPLB-B merupakan pendidikan semi kejuruan dengan lama pendidikan 3 tahun, SMLB-B merupakan pendidikan kejuruan setingkat SLTA dengan lama pendidikan3 tahun.
2.      Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
SDLB adalah sekolah pada tingkat dasar yang menampung berbagai jenis kelainan, seperti anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa dalam satu sekolah.
3.      Kelas Jauh/ Kelas Kunjung
Kelas jauh adalah kelas yang dibentuk atau disediakan untuk memberi pelayanan pendidikan bagi anak luar biasa termasuk anak tunarungu yang bertempat tinggal jauh dari SLB/ SDLB.

b.      Di Sekolah Umum /Sistem Integrasi
1.      Bentuk kelas biasa, dalam bentuk kelas ini anak tunarungu mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dikelas biasa seperti anak normal lainnya dengan menggunakan kurikulum biasa.
2.      Bentuk  kelas biasa dengan ruang bimbingan khusus
Disini anak tunarungu mengikuti kegiatan belajar di kelas biasa dengan menggunakan kurikulum biasa serta mengikuti layanan khusus untuk mata pelajaran tertentu yang tidak biasa diikuti oleh anak tunarungu bersama anak mendengar.  
3.      Metode komunikasi
a.       Metode Oral
Metode oral adalah metode berkomunikasi dengan cara yang lazim digunakan oleh orang mendengar, yaitu melalui bahasa lisan. Pelaksanaan metode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu pembentukan dan latihan berbicara (speech building and speech training ) membaca ujaran (speech reading ) , dan latihan pendengaran (hear training ).
b.      Metode Membaca Ujaran
Anak tunarungu mengalami kesulitan untuk menyimak pembicaraan melalui pendengarannya. Oleh karena itu, ia dapat memanfaatkan penglihatannya untuk memahami pembicaraan orang lain melalui gerak bibir dan mimik pembicara. Kegiatan ini disebut membaca ujaran (speech reading).
c.   Metode Manual( Isyarat)
1)      Abjad jari (finder spelling), adalah jenis isyarat yang dibentuk dengan jari-jari tangan.
2)      Ungkapan badaniah/ bahasa tubuh.
3)      Bahasa isyarat asli, yaitu suatu ungkapan manual dalam bentuk isyarat konvensional yang berfungsi sebagai pengganti kata
a)      Bahasa isyarat alamiah, yaitu bahasa isyarat yang berkembang secara alamiah di antara kaum tunarungu (berbeda dari bahasa tubuh) yang merupakan suatu ungkapan manual ( dengan tangan) sebagai pengganti kata yang pengenalan atau penggunaannya terbatas pada kelompok atau lingkungan tertentu.
b)      Bahasa isyarat konseptual, merupakan bahasa isyarat yang resmi digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah yang menggunakan metode manual atau isyarat.
4)      Bahasa isyarat formal, yaitu bahasa nasional dalam isyarat yang biasanya menggunakan kosakata isyarat dengan stuktur bahasa yang sama persis dengan bahasa lisan.
d.   Komunikasi Total
Komunikasi total merupakan suatu falsafah yang memungkinkan terciptanya iklim komunikasi yang harmonis, dengan menerapkan berbagai metode dan media komunikasi, seperti sistem isyarat, ejaan jari, bicara, membaca ujaran, amplifikasi (pengerasan suara dengan menggunakan alat bantu dengar), gesti, pantomimik, menggambar, menulis, serta pemanfaatan sisa pendengaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tunarungu secara perorangan.

4.      Ciri Khas Layanan
ada beberapa ciri khas layanan yang perlu diperhatikan, agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan efektif. Ciri khas layanan tersebut adalah
a.       Apabila memberi penjelasan kepada siswa, hendaknya posisi guru selalu berhadapan dengan siswa.
b.      penempatan siswa di kelas.
c.       Guru harus berbicara dengan tenang.
d.      Penggunaan alat peraga
e.       Hindari pemakaian metode ceramah secara berlebihan.
f.       menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa tunarungu.
g.      Guru harus sering memberikan tambahan kosakata pada anak tunarungu

5.      Strategi dan Media Pembelajaran
a.      Strategi pembelajaran
1)      Strategi individualisasi
Strategi individualisasi merupakan strategi pembelajaran dengan mempergunakan suatu program yang disesuaikan dengan perbedaan individu baik karakteristik, kebutuhan maupun kemampuan secara perseorangan.
2)      Strategi kooperatif
Strategi kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menekankan unsur gotong royong atau saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Johnson, D.W. & Johnson (1984:10) dalam strategi pembelajaran kooperatif terdapat empat elemendasar yaitu :
a)      Saling ketergantungan positif
b)      Interaksi tatap muka antarsiswa sehingga mereka dapat berdialog dengan sesama lain.
c)      Akuntabilitas individual.
d)     Keterampilan menjalin hubungan interpersonal.
3)      Strategi modifikasi perilaku
Strategi modifikasi perilaku merupakan suatu bentuk strategi pembelajaran yang bertolak dari pendekatan behavioral (behavioral approach).strategi ini bertujuan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih positif melalui conditioning (pengondisian) dan membantunya agar lebih produktif sehingga menjadi individu yang mandiri.
b.      Media pembelajaran
Media pembelajaran dikelompokkan kedalam media visual, audio, dan audio-visual. Media visual yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran anak tunarungu antara lain berupa gambar, grafis ( grafik, bagan, diagram, dan sebagainya); relita atau objek nyata dari suatu benda ( mata uang, tumbuhan,dsb); model atau tiruan dari objek benda dan slides.

6.      Evaluasi
Tujuan dan fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap materi yang diajarkan serta untuk memberikan umpan balik terhadap guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar serta program perbaikan bagi siswa. Kegiata evaluasi bagi siswa tunarungu, harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Berkesinambungan
b.      Menyeluruh
c.       Objektif
d.      Pedagogis
Alat evaluasi yang digunakan secara garis besar dapat dibagi atas 2 macam, yaitu :
1)      Alat evaluasi umum
Alat evaluasi umum merupakan alat tes yang digunakan dikelas biasa untuk mata pelajaran umum bagi siswa tunarungu dan siswa mendengar (yang mencakup alat penilaian tertulis, lisan, dan perbuatan).
2)      Alat evaluasi khusus
a.       Tes perbuatan, yang digunakan untuk mengevaluasi latihan berbicara, mendengar serta membaca ujaran.
b.      Pengamatan, digunakan pada bidang komunikasi yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berkomunikasi.
c.       Wawancara, yang dilakukan terhadap anak tunarungu, siswa mendengar, guru, orang tua atau terhadap anggota masyarakat.

Sumber : berbagai sumber